Jumat, 04 September 2009

air buangan

• Pengertian
Air buangan pada dasarnya merupakan limbah cair yang tidak dipergunakan lagi oleh manusia karena karakteristik yang dimilikinya (Metcalf dan Eddy, 1991).
Air buangan juga merupakan semua cairan yang dibuang baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuhan maupun sisa-sisa proses dari industri (Sofyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1993).
• Karakteristik Air Buangan
Fisik
Total solid
Total solid adalah semua materi yang tersisa setelah proses evaporasi pada temperatur 103-105 oC. Karakteristik yang bersumber dari saluran air domestik, industri, erosi tanah dan infiltrasi/inflow ini dapat menyebabkan bangunan pengolahan penuh dengan sludge dan kondisi anaerob dapat tercipta sehingga mengganggu proses pengolahan. Total solid ini selain melalui evaporasi, juga diperoleh melalui filtrasi terlebih dahulu
Bau
Bau merupakan karakteristik fisik yang langsung berhubungan dengan perhatian publik dalam penerapan fasilitas air buangan. Karakteristik ini bersumber dari gas-gas yang dihasilkan selama dekomposisi bahan organik dari air buangan atau karena penambahan suatu substrat ke air buangan.
Bau tidak mengganggu terhadap kesehatan tubuh tetapi dapat menyebabkan stress secara psikologis sehingga perlu mendapat perhatian yang cermat.
Temperatur
Temperatur air buangan umumnya lebih besar dari air minum, hal ini disebabkan oleh penambahan air hangat yang bersumber dari kegiatan domestik (perumahan), dan industri, dimana berdasarkan observasi, temperatur air buangan umumnya 10–21,2oC, dimana suhu tersebut lebih besar dari panas udara sekitar kecuali pada musim panas.
Density
Density adalah perbandingan antara massa dengan volume yang dinyatakan sebagai lb/ft3 (kg/m3). Density sangat penting dalam mendisain tangki sedimentasi dan unit lainnya dimana dampak yang diakibatkannya beserta specific gravity adalah menyebabkan perubahan konsentrasi pada air buangan.
Warna
Warna hampir mempunyai persamaan dengan bau dimana dapat langsung diketahui unsur dan kualitas air buangan dari kedua karakteristik ini. Semakin lama air buangan mencapai unit pengolahan dan kondisi anaerob terbentuk, warna air buangan pun akan semakin gelap dari abu-abu menjadi hitam keabu-abuan bahkan menjadi hitam sama sekali.
Turbidity
Turbidity atau dikenal sebagai kekeruhan ini diukur dengan intensitas cahaya yang dipendarkan oleh sampel air buangan dibandingkan dengan cahaya yang dipendarkan oleh suspensi standar pada konsentrasi yang sama. Efek yang ditimbulkannya adalah dari segi estetika.
Kimia
Bahan organik
Pada air buangan sekitar 75% SS dan 40% FS terdiri dari bahan organik dimana hanya bersumber dari hewan, tumbuhan dan aktivitas manusia. Bahan organik itu sendiri terdiri dari C, H, O, N dan walaupun banyak sekali jenis bahan organik, yang menjadi karakteristik kimia adalah protein karbohidrat, lemak dan minyak, surfaktan, priority pollutan, VOC (Volatyle Organic Coumpound) dan pestisida serta phenol, dimana sumbernya adalah buangan domestik, komersil, industri kecuali pestisida yang bersumber dari petanian dan phenol dari industri. Bahan organik dalam air buangan biasa dinyatakan sebagai angka BOD, yang nilainya dapat dilihat pada Tabel 1.12.
Bahan anorganik
Bahan anorganik pada air yang belum tercemar umumnya meningkat karena proses geologi dan evaporasi alamiah. Air melarutkan batu-batuan dan mineral yang ia lewati, yang akan menambah kadar bahan anorganik air buangan. Alam mempunyai andil, namun tidakl sebesar akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia seperti kegiatan domestik, komersil, dan industri. Bahan anorganik yang diukur sebagai karakteristik air buangan adalah pH, klorida, alkalinitas, sulfur, fospat, nitrogen, rantai anorganik beracun dan logam berat. Parameter ini juga dapat dilihat pada Tabel 1.12.
Gas
Gas yang umumnya ditemukan dalam air buangan adalah N2, O2, CO2, H2S, dan CH4 dimana tiga gas pertama tersebut berada juga di atmosfer dan akan ditemukan pada air teraerasi. Sedangkan tiga gas terakhir bersumber dari dekomposisi bahan organik. Jadi, gas pada air buangan bersumber dari dekomposisi bahan organik, proses pengolahan air domestik, dan aerasi air buangan.
Bahan anorganik
Bahan anorganik pada air yang belum tercemar umumnya meningkat karena proses geologi dan evaporasi alamiah. Air melarutkan batu-batuan dan mineral yang ia lewati, yang akan menambah kadar bahan anorganik air buangan. Alam mempunyai andil, namun tidakl sebesar akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia seperti kegiatan domestik, komersil, dan industri. Bahan anorganik yang diukur sebagai karakteristik air buangan adalah pH, klorida, alkalinitas, sulfur, fospat, nitrogen, rantai anorganik beracun dan logam berat. Parameter ini juga dapat dilihat pada Tabel 1.12.
Gas
Gas yang umumnya ditemukan dalam air buangan adalah N2, O2, CO2, H2S, dan CH4 dimana tiga gas pertama tersebut berada juga di atmosfer dan akan ditemukan pada air teraerasi. Sedangkan tiga gas terakhir bersumber dari dekomposisi bahan organik. Jadi, gas pada air buangan bersumber dari dekomposisi bahan organik, proses pengolahan air domestik, dan aerasi air buangan.
biologi
– Tumbuhan;
– Hewan;
– Protista, seperti bakteri, alga, fungi, protozoa, dan virus
Parameter AB
diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Keputusan 51/MENLH/10/1995 dan revisinya (Lampiran B) yang berlaku mulai bulan januari tahun 2000
Parameter AB
• Residu terarut (TDS);
• Residu tersuspensi (TSS);
• pH;
• BOD;
• COD;
• Total fosfat sebagai P;
• NO3 sebagai N;
• Nitrit sebagai N;
• Total coliform.
• Penentuan Standard AB
Standard kualitas atau baku mutu digunakan sebagai pembanding didalam menentukan kualitas standard.
Dibedakan atas 2 :
• Stream Standard
Stream standard adalah batas atau kadar mahluk hidup, zat, atau energi atau kumpulan lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai peruntukannya
Stream standard berlaku setelah pencampuran, dimana badan air penerima mempunyai kemampuan untuk mengolah limbah yang masuk kedalam nya sampai batas tertentu (self purifikation)
• Keuntungan :
Kemampuan badan air mengolah limbah dimamfaatkan, sehingga industri tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu mahal untuk membangun IPAL
• Kerugian :
 Sulit untuk pengawasan terhadap badan air penerima
 Tidak adil, bagi pengusaha karena semakin kehilir semakin banyak limbah yang akan diolah oleh badan air
• Effluent Standard
Batas atau kadar dari jumlah unsur parameter yang ditenggang dalam limbah cair dari suatu kegiatan sebelum dibuang
Keuntungan :
 Mudah dalam pemantauan pencemaran yang terjadi
 Lebih adil bagi pengusaha, karena masing-masing industri baru mengolah limbahnya sesuai dengan ketentuan
Kerugian :
Biaya yang cukup mahal untuk membangun IPAL

Tidak ada komentar: