Minggu, 06 September 2009

membahas film merantau

film ini sangat menarik ditengah tema2 film indonesia yang mabuk akan kisah cinta dan drama... tema yang diangkat pyn sangat familiar dengan kehidupan serta budaya sehari2 masyarakat indonesiayaitu silat. crita nya tentang seorang anak2 laki2 yang pergi merantau untuk merubah nasip nya ke jakarta namun di jakarta dia menemukan masalah, dan berjuang menyelamatkan seorang wanita yang terperangkap dalam genggaman penjual wanita ( cie genggaman... bahasa nya iotu lah wkwkwkwk). dalam penyelamatan ini banyak ditampilkan gerakan2 silat yang nyata dan berdasarkan gerakan aslinya.
secara aksi laga dan gambar menurut saya film ini sangat bagus, gerakan silat nya nyata dan jelas, namun sayang karena lebih menonjolkan silat nya efek crita dan filosofi merantaunya sendiri menurut saya jadi ilang, padahal diawal crita hal ini cuklup menarik (batuntang taruih se..) but overall film sangat bagus tuk ditonton :)

Sabtu, 05 September 2009


silat is way off life

Jumat, 04 September 2009

TANKI EQUALISASI & MIXING

TANKI EQUALISASI & MIXING
TANKI EQUALISASI
Bukan unit pengolahan, tapi teknik untuk meningkatkan efektifitas proses pengolahan sekunder da advance
Proses efektif bila pembebanan (hidrolis atau massa) dilakukan uniform
Metode/cara yang digunakan untuk:
Mengatasi masalah operasional yang diakibatkan oleh variasi aliran air
Meningkatkan performa dan mereduksi dimensi dan biaya proses selanjutnya.
Aplikasi utama:
Aliran musim kemarau  aliran/pembebanan puncak
Aliran musim hujan  infiltrasi/inflow
Sistem aliran tercampur



Terdiri dari 2 tipe:



Keuntungan menggunakan TAR:

meningkatkan kinerja pengolahan biologis: shock loading, pengenceran inhibitor, stabilisasi pH.
Kualitas efluen dan performa thickening (sedimentasi II) meningkat  solid loading konstan.
Reduksi luas permukaan filtrasi; meningkatkan performa filtrasi; siklus backwash lebih teratur  hidraulic loading lebih rendah.
Meningkatkan kontrol pembubuhan bahan kimia dan ketahanan proses.



Kerugian TAR:
Lahan yang diperlukan lebih luas;
Kontrol bau;
Tambahan OP;
Biaya bertambah.
Pertimbangan desain:
Lokasi: tipe pengolahan, karakteristik sistem pengumpulan dan AB dan kebutuhan dan ketersediaan lahan.
Tipe equalisasi.
Volume yang dibutuhkan: berdasarkan diagram inflow debit dan massa rata2 diplotkan pada sebuah grafik antara volume kumulatif terhadap waktu kemudian + 10-20% dari volume teoritis.

Proses equalisasi aliran
Alternating flow diversion
sistem terdiri dari dua unit, unit pertama akan menampung influent selama periode waktu tertentu, unit lain berfungsi untuk mensuplai AB untuk sistem pengolahan




Perhitungan pembebanan massa:
Dimulai pada waktu TAR kosong.
Volume TAR tiap akhir periode waktu:
Vsc = Vsp + Vic – Voc
Vsc = volume air buangan di TAR pada periode ini
Vsp = volume air buangan di TAR pada periode sebelum ini
Vic = volume air buangan yang masuk TAR periode ini
Voc = volume air buangan yang keluar TAR periode ini
Perhitungan konsentrasi massa yang keluar TAR tiap periode:
Xoc = [(Vic.Xic) + (Vsp.Xsp)]/(Vic + Vsp)
Xoc = konsentrasi massa yang keluar TAR periode ini
Vic = volume air buangan yang masuk TAR periode ini
Xic = konsentrasi massa yang masuk TAR periode ini
Vsp = volume air buangan di TAR periode sebelum ini
Xsp = konsentrasi massa di TAR periode sebelum ini

Perhitungan Beban Aliran








Konstruksi dapat terbuat dari tanah, beton, atau baja.
Kemiringan 3 : 1 s/d 2 : 1
Diperlukan lapisan kedap air pada dasar bak untuk menghindari pencemaran air tanah.
Freeboard harus diperhitungkan: tergantung luas permukaan dan kondisi angin setempat.
Kedalaman bak: tergantung ketersediaan lahan, ketinggian muka air tanah dan topografi.
Kedalaman minimum: 1,5 – 2 m  melindungi aerator tipe floating.
Untuk melindungi dinding bak dari erosi  dilapisi dengan semen atau bahan kedap air lainnya.
Dilengkapi dengan drainase di sekeliling unit.

Analisis dan Pemilihan Laju Aliran Air Buangan dan

Analisis dan Pemilihan Laju Aliran Air Buangan dan
Pembebanan Pencemar
Pendahuluan
Laju aliran dan pembebanan konstituen/pencemar; langkah dasar dalam membuat desain proses instalasi pengolahan AB secara konseptual
Laju aliran mempengaruhi karakteristik hidrolis, ukuran dan pertimbangan operasional dari komponen sistem pengolahan
Analisis pembebanan massa diperlukan untuk menentukan kapasitas dan karakteristik operasional instalasi serta peralatan tambahan untuk mencapai tingkat pengolahan yang diinginkan
Komponen Aliran Air Buangan
Komponen yang dikandung aliran AB tergantung dari tipe sistem pengumpulan yang digunakan; terdiri dari:
- AB domestik: perumahan, komersial, institusi
- AB industri
- Infiltrasi/inflow; Infiltrasi: tambahan air yg masuk pada sistem pengumpulan  sambungan, saluran retak/pecah, pori dinding. Inflow: air hujan yang masuk sistem
- Air hujan
3 tipe sistem pengumpulan:
- sistem pengumpulan domestik/sanitari
- sistem pengumpulan air hujan
- sistem kombinasi
Jika menggunakan sistem terpisah, AB mengandung 3 komponen utama: domestik, industri, dan infiltrasi/inflow
Persentase komponen AB tergantung kondisi lokal dan waktu
Sumber dan Laju Aliran AB
AB Domestik
- sumber utama: perumahan dan komersial
- u sistem pengumpulan yg sudah ada, laju aliran ditentukan dari record data
- u sistem yang baru, laju aliran dihitung dari analisis data populasi dan estimasi AB per kapita dari sumber/lokasi yang hampir sama
- konsumsi AM juga bisa digunakan
Laju Aliran AB Domestik
Laju Aliran AB Komersial
Laju Aliran AB dari Institusi
Laju Aliran AB Fasilitas Rekreasi
Sumber dan Laju Aliran AB Industri
Sangat bervariasi, tergantung tipe dan ukuran fasilitas, tingkat penggunaan air kembali, dan metoda pengolahan AB
Variasi aliran yang ekstrem bisa direduksi dengan TAR/ekualisasi
Desain tipikal untuk estimasi AB:
- 7,5 – 14 m3/ha.h, u industri kecil
- 14 – 28 m3/ha.h, u industri menengah
- u industri tanpa program water recycling/reuse; 85-95% dari air bersih yang digunakan
- u industri besar dengan program water reuse  harus tersedia/dibuat record data
- Kontribusi AB domestik u AB industri: 30 – 95 L/o.h
Infiltrasi/Inflow
Laju aliran air tanah yang masuk ke sistem: 0,01 – 1,0 m3/h.mm-km
Atau berdasarkan area layanan sistem pengumpulan: 0,2 – 28 m3/ha.h
Analisis Laju Aliran AB
Variasi dan karakteristik laju aliran AB harus dianalisis, sangat mempengaruhi desain hidrolis sistem pengumpulan dan instalasi pengolahan
Variasi AB domestik: sosial/eko, musim
Variasi AB industri, sulit diprediksi
Faktor Laju Aliran AB
- PF = Laju Aliran Puncak (jam, hari)/laju aliran rata-rata jangka panjang



Analisis Pembebanan Massa Konstituen
Analisis pembebanan massa meliputi: perhitungan konsentrasi konstituen spesifik, pembebanan massa dalam periode waktu tertentu
Kesalahan desain, jika hanya didasarkan pada laju aliran dan pembebanan massa (BOD, TSS) rata-rata; kurang/tidak memperhitungkan kondisi puncak
Debit dan pembebanan massa puncak bisa mencapai 2x atau lebih dari rata-rata; dan tidak terjadi secara bersamaan
Analisis Pembebanan Massa Konstituen
Faktor utama penyebab variasi beban:
- kebiasaan komunitas, bisa menyebabkan variasi jangka pendek (jam-an, harian, mingguan)
- kondisi iklim, menyebabkan variasi jangka panjang
- aktivitas industri, variasi jangka pendek/panjang
Analisis Pembebanan Massa Konstituen



Contoh Perhitungan
Hitunglah konsentrasi BOD, TSS, dan Nitrogen Amonia dari data tabel 3-14, jika debit air buangan adalah 60 L/orang.hari
Tujuan pengolahan air buangan:
untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan

Untuk bisa mengolah AB diperlukan pengetahuan mengenai:
• Konstituen/parameter yang disisihkan pada AB;
• Akibat yang ditimbulkan konstituen jika AB dibuang ke lingkungan;
• Transformasi dan siklus konstituen pada proses pengolahan;
• Metoda pengolahan untuk menyisihkan atau memodifikasi konstituen pada AB;
• Metoda untuk menggunakan kembali/reuse dan disposal buangan padat yang terbentuk dari proses pengolahan.

Lumpur Aktif:
 lumpur terbentuk karena pengolahan yang membentuk biosolid dimana terkandung mikroba. Lumpur inilah yang digunakan untuk menguraikan air buangan.

Tingkat pengolahan air buangan ditentukan dari kondisi lokal maupun pihak2 terkait (pencemar, pengelola, pemerintah, penerima/masyarakat) dan dikaitkan juga dengan peraturan yang ada.

Tingkat Pengolahan Air Buangan:
1. Preliminary/Pengolahan Pendahuluan
 menyisihkan konstituen berupa pasir, kerikil, bahan terapung, kayu dsb.
 tujuan utama: melindungi proses/tingkat pengolahan selanjutnya.
2. Primary/Tingkat I
 menyisihkan sebagian padatan tersuspensi dan senyawa organik dari air buangan.
3. Advanced Primary
 penyisihan lanjut dari SS dan senyawa organik biasanya melalui penambahan bahan kimia dan filtrasi.
4. Secondary/Tingkat II
 Penyisihan senyawa organik biodegradable (terlarut/tersuspensi) dan SS  desinfeksi  proses biologi konvensional. Ex: lumpur aktif, trickling filter.
Senyawa organik adalah senyawa2 yang mempunyai ikatan karbon.
Rumus Cx HyOzN/P/S.
5. Secondary with Nutrient Removal
 pengolahan biologis yang digunakan sebagian besar pengolahan air buangan dengan mengombinasikan penyisihan nutrien lebih tinggi dari pengolahan biologi konvensional.
 penyisihan senyawa organik biodegradable SS dan nutrient (N, P, atau keduanya).
 Pada proses aerob kadar P meningkat mempentuk phospat. Pada proses anaerob phospat dibutuhkan oleh mikroba untuk metabolisma, maka kedua hal tersebut dikombinasikan.


6. Tertiary
 penyisihan sisa SS (setelah proses secondary)
 menggunakan filtrasi atau mikroscreen.
7. Advanced
 perpindahan material terlarut dan tersuspensi setelah pengolahan secondary dengan reuse.

KONSTITUEN SO/SP
Suspended Solids Screening, grit removal, sedimentasi, high-rate clarification, flotation, presipitasi kimia, filtrasi.
Biodegradable organics Aerobic suspended growth, aerobic attached growth, anaerobic SG, Anaerobic AG, lagoon, oksidasi kimia, filtrasi membran.
Nutrien ex: nitrogen Oksidasi kimia (clorination), suspended growth nitrification and denitrification, fixed film, nitrification/denitrification, air stripping.

Sedimentasi  [SS] < cairan
Clarification  [SS] > cairan

Filtrasi membran:
Ukuran medium berupa membran sintetik yang sangat tipis dengan pori2 sangat kecil.

air buangan

• Pengertian
Air buangan pada dasarnya merupakan limbah cair yang tidak dipergunakan lagi oleh manusia karena karakteristik yang dimilikinya (Metcalf dan Eddy, 1991).
Air buangan juga merupakan semua cairan yang dibuang baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuhan maupun sisa-sisa proses dari industri (Sofyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1993).
• Karakteristik Air Buangan
Fisik
Total solid
Total solid adalah semua materi yang tersisa setelah proses evaporasi pada temperatur 103-105 oC. Karakteristik yang bersumber dari saluran air domestik, industri, erosi tanah dan infiltrasi/inflow ini dapat menyebabkan bangunan pengolahan penuh dengan sludge dan kondisi anaerob dapat tercipta sehingga mengganggu proses pengolahan. Total solid ini selain melalui evaporasi, juga diperoleh melalui filtrasi terlebih dahulu
Bau
Bau merupakan karakteristik fisik yang langsung berhubungan dengan perhatian publik dalam penerapan fasilitas air buangan. Karakteristik ini bersumber dari gas-gas yang dihasilkan selama dekomposisi bahan organik dari air buangan atau karena penambahan suatu substrat ke air buangan.
Bau tidak mengganggu terhadap kesehatan tubuh tetapi dapat menyebabkan stress secara psikologis sehingga perlu mendapat perhatian yang cermat.
Temperatur
Temperatur air buangan umumnya lebih besar dari air minum, hal ini disebabkan oleh penambahan air hangat yang bersumber dari kegiatan domestik (perumahan), dan industri, dimana berdasarkan observasi, temperatur air buangan umumnya 10–21,2oC, dimana suhu tersebut lebih besar dari panas udara sekitar kecuali pada musim panas.
Density
Density adalah perbandingan antara massa dengan volume yang dinyatakan sebagai lb/ft3 (kg/m3). Density sangat penting dalam mendisain tangki sedimentasi dan unit lainnya dimana dampak yang diakibatkannya beserta specific gravity adalah menyebabkan perubahan konsentrasi pada air buangan.
Warna
Warna hampir mempunyai persamaan dengan bau dimana dapat langsung diketahui unsur dan kualitas air buangan dari kedua karakteristik ini. Semakin lama air buangan mencapai unit pengolahan dan kondisi anaerob terbentuk, warna air buangan pun akan semakin gelap dari abu-abu menjadi hitam keabu-abuan bahkan menjadi hitam sama sekali.
Turbidity
Turbidity atau dikenal sebagai kekeruhan ini diukur dengan intensitas cahaya yang dipendarkan oleh sampel air buangan dibandingkan dengan cahaya yang dipendarkan oleh suspensi standar pada konsentrasi yang sama. Efek yang ditimbulkannya adalah dari segi estetika.
Kimia
Bahan organik
Pada air buangan sekitar 75% SS dan 40% FS terdiri dari bahan organik dimana hanya bersumber dari hewan, tumbuhan dan aktivitas manusia. Bahan organik itu sendiri terdiri dari C, H, O, N dan walaupun banyak sekali jenis bahan organik, yang menjadi karakteristik kimia adalah protein karbohidrat, lemak dan minyak, surfaktan, priority pollutan, VOC (Volatyle Organic Coumpound) dan pestisida serta phenol, dimana sumbernya adalah buangan domestik, komersil, industri kecuali pestisida yang bersumber dari petanian dan phenol dari industri. Bahan organik dalam air buangan biasa dinyatakan sebagai angka BOD, yang nilainya dapat dilihat pada Tabel 1.12.
Bahan anorganik
Bahan anorganik pada air yang belum tercemar umumnya meningkat karena proses geologi dan evaporasi alamiah. Air melarutkan batu-batuan dan mineral yang ia lewati, yang akan menambah kadar bahan anorganik air buangan. Alam mempunyai andil, namun tidakl sebesar akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia seperti kegiatan domestik, komersil, dan industri. Bahan anorganik yang diukur sebagai karakteristik air buangan adalah pH, klorida, alkalinitas, sulfur, fospat, nitrogen, rantai anorganik beracun dan logam berat. Parameter ini juga dapat dilihat pada Tabel 1.12.
Gas
Gas yang umumnya ditemukan dalam air buangan adalah N2, O2, CO2, H2S, dan CH4 dimana tiga gas pertama tersebut berada juga di atmosfer dan akan ditemukan pada air teraerasi. Sedangkan tiga gas terakhir bersumber dari dekomposisi bahan organik. Jadi, gas pada air buangan bersumber dari dekomposisi bahan organik, proses pengolahan air domestik, dan aerasi air buangan.
Bahan anorganik
Bahan anorganik pada air yang belum tercemar umumnya meningkat karena proses geologi dan evaporasi alamiah. Air melarutkan batu-batuan dan mineral yang ia lewati, yang akan menambah kadar bahan anorganik air buangan. Alam mempunyai andil, namun tidakl sebesar akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia seperti kegiatan domestik, komersil, dan industri. Bahan anorganik yang diukur sebagai karakteristik air buangan adalah pH, klorida, alkalinitas, sulfur, fospat, nitrogen, rantai anorganik beracun dan logam berat. Parameter ini juga dapat dilihat pada Tabel 1.12.
Gas
Gas yang umumnya ditemukan dalam air buangan adalah N2, O2, CO2, H2S, dan CH4 dimana tiga gas pertama tersebut berada juga di atmosfer dan akan ditemukan pada air teraerasi. Sedangkan tiga gas terakhir bersumber dari dekomposisi bahan organik. Jadi, gas pada air buangan bersumber dari dekomposisi bahan organik, proses pengolahan air domestik, dan aerasi air buangan.
biologi
– Tumbuhan;
– Hewan;
– Protista, seperti bakteri, alga, fungi, protozoa, dan virus
Parameter AB
diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Keputusan 51/MENLH/10/1995 dan revisinya (Lampiran B) yang berlaku mulai bulan januari tahun 2000
Parameter AB
• Residu terarut (TDS);
• Residu tersuspensi (TSS);
• pH;
• BOD;
• COD;
• Total fosfat sebagai P;
• NO3 sebagai N;
• Nitrit sebagai N;
• Total coliform.
• Penentuan Standard AB
Standard kualitas atau baku mutu digunakan sebagai pembanding didalam menentukan kualitas standard.
Dibedakan atas 2 :
• Stream Standard
Stream standard adalah batas atau kadar mahluk hidup, zat, atau energi atau kumpulan lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai peruntukannya
Stream standard berlaku setelah pencampuran, dimana badan air penerima mempunyai kemampuan untuk mengolah limbah yang masuk kedalam nya sampai batas tertentu (self purifikation)
• Keuntungan :
Kemampuan badan air mengolah limbah dimamfaatkan, sehingga industri tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu mahal untuk membangun IPAL
• Kerugian :
 Sulit untuk pengawasan terhadap badan air penerima
 Tidak adil, bagi pengusaha karena semakin kehilir semakin banyak limbah yang akan diolah oleh badan air
• Effluent Standard
Batas atau kadar dari jumlah unsur parameter yang ditenggang dalam limbah cair dari suatu kegiatan sebelum dibuang
Keuntungan :
 Mudah dalam pemantauan pencemaran yang terjadi
 Lebih adil bagi pengusaha, karena masing-masing industri baru mengolah limbahnya sesuai dengan ketentuan
Kerugian :
Biaya yang cukup mahal untuk membangun IPAL